Warnoto Fisika

Lulusan UNY tahun 2000 dari Pendidikan Fisika FMIPA, mengajar di SMA N 1 Subah Kab. Batang Jawa Tengah. Minat pada bidang Teknologi, Arsitektur dan Keagamaan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Geliat, Sigap dalam Senyap

Geliat, Sigap dalam Senyap

Membaca sejatinya merupakan sebuah kebutuhan. Secara spontan, karena rasa ingin tahu orang akan mencari informasi terkait hal yang menjadi perhatian. Rasa penasaran menggiring mereka untuk "membaca" dalam cakupan kemampuan dan budaya yang terbangun. Namun untuk bisa membaca secara bermakna dan memiliki pengaruh dalam kehidupan perlu pembiasaan dan arahan. Barangkali inilah pentingnya program literasi.

Sejak program ini disosialisasikan secara masif beberapa tahun silam, segala level yang terkait telah mendapatkan gambaran gerakan literasi ini. Namun demikian aplikasi di lapangan gema dan geliatnya bisa beragam. Saya pernah berdecak kagum mendengar cerita teman dari luar daerah bagaimana sekolahnya menerapkan gerakan ini. Menurutnya, di setiap kelas telah diwajibkan membangun perpustakaan sendiri. Bukunya disediakan oleh setiap siswa di kelas itu. Luar biasa. Saya mencoba membandingkan dengan sekolahku. Mungkinkah hal itu bisa terwujud?

Pada level individu, saya melihat geliat literasi di kalangan guru-guru di sekolahku sudah mulai tumbuh. Terbukti banyak yang sudah mengikuti diklat kepenulisan dan karyanya sudah banyak yang dimuat koran lokal. Mereka pun mengikuti program Pelatihan SAGUSABU yang kover - kover bukunya mulai bermunculan di grub WA.

Pada level siswa pernah dicanangkan siswa membaca lima belas menit sebelum KBM. Namun, geloranya tidak terekspos. Sampai - sampai saya kaget saat ditemui siswa untuk tanda tangan.

Sebagai wali kelas saya memang sering dimintai siswa untuk tanda tangan buku rekapan kegiatan membaca. Anak menemui saya setiap akhir semester. Hal itu menunjukkan kewajiban mereka untuk melaporkan kegiatan literasi adalah setiap satu semester. Mungkin ini masih terlalu ringan namun tak mengapa yang penting selalu bergeliat. Meski dalam sunyi, tanpa program yang diadopsi manajemen sekolah, literasi tetap mengisi hati sanubari.

Satu hal yang membanggakan manakala pada level organisasi, OSIS telah merilis majalah sekolah yang pertama di bulan ini. Tampaknya dalam berliterasi kita tetap sigap meski dalam senyap. (*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat inspiratif dan informatif. Izin "nyontek" ya Pak Guru. Jazakallah khoir. Salam literasi dari Medan. Semoga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.

25 Mar
Balas

Alah Bunda, apa sih yang perlu dicontek, cakap ayam gitu. Salam Literasi Juga dari Batang. Barakallah.

25 Mar

Lhoo...poye tho Pak Guru niki. Yaa...itu..."catatan setoran bacaan siswa". Di sekolah kami belum ada begituan. Anak-anak cuma baca saja, tak ada setoran. Nah...itu yang mau dicontek. Jazakallah khoir, Pak Guru. Barakallah.

25 Mar

W.O.W....geliat dalam senyap...

27 Mar
Balas

Yess, terimakasih, Barakallah Bu Rini

28 Mar

Inspiratif Pak. Semoga giat literasi ini tetap menyala di dada para pendidik dan anak didik kita. Sehat sukses selalu Pak. Barakallah

25 Mar
Balas

Amin Bu Fera, semoga demikian. Baru sudah mampir.

25 Mar

Buletin sekolah... mantap tuh pak... ekstrakurikuler jurnalistik

25 Mar
Balas

Iya Bu. Itu anak anak osis yang kebetulan suka desain juga. Terima kasih sudah berkunjung.

25 Mar

Semangat pak

25 Mar
Balas

Oke Bu Yeni. Terima kasih, Barakallah.

25 Mar



search

New Post