Warnoto Fisika

Lulusan UNY tahun 2000 dari Pendidikan Fisika FMIPA, mengajar di SMA N 1 Subah Kab. Batang Jawa Tengah. Minat pada bidang Teknologi, Arsitektur dan Keagamaan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kombinasi Berfikir Liniar dan Paralel
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjOj--RnfngAhUIQo8KHTY-AtIQjxx6BAgBEAI&url=http%3A%2F%2Faceh.tribunnews.com%2F2018%2F03%2F01%2F7-keajaiban-otak-manusia-mulai-dari-tidak-pernah-berhenti-bekerja-hingga-mengendalikan-banyak-hal&psig=AOvVaw0H4bjwqRcusvbE9oPnAGlk&ust=1552364119487786

Kombinasi Berfikir Liniar dan Paralel

Pagi ini tiba-tiba aku terheran-heran mengapa helm satu satunya yang kupunya tiba-tiba lenyap. Kucari di meja makan tidak ada. Di garasi yang biasanya cemantel di spion juga tidak ada. Di ruang tamu atau di teras barangkali terlupa juga tidak ada. Padahal, waktu semakin mepet untuk degera ke sekolah. Akhirnya aku mampir di rumah mertua untuk meminjam helmnya adik ipar. Sambil berjalan menuju sekolah saya mencoba mengingat di mana peluang helm lupa tak terbawa pulang. Usut punya usut ternyata kemarin aku baru mengalami hari yang sedikit menjengkelkan.

Ceritanya aku harus segera melengkapi berkas dan mengumpulkannya ke PPS. Yah, aku dipercaya lagi untuk menjadi KPPS. Aku pun merencanakan keluar rumah dengan agenda membeli materei, pulsa data, susu untuk bapakku yang sudah tua dan harus mengambil uang di ATM serta menuju rumah Pak Bayan ( perangkat desa yang menjabat Kepala Urusan) untuk mengumpulkan berkas. Tentu saja ini tidak cukup terselesaikan dikampung. Aku harus pergi ke kota Kecamatan.

Bismillah, kutinggalkan halaman rumah dan mulailah deretan kegagalan aku alami Pertama, masih di kampung, kios temankuyang harusnya bisa aku dapatkan materai dan pulsa ternyata tutup. Aku tersadar, ini hari minggu. Maka, kulanjutkan ke kota menuju ATM langganan. Ruang ATM lengang tidak ada antrean. Langsung ku masuki kotak uang ini dan kumasukkan kartu tetapi kok sepi-sepi saja. Tak ada respon. Layarpun gelap. Kucoba keluarkan kartu dan membaliknya barangkali ini kesalanku yang tergesa-gesa memasukkan kartu. Ternyata tidak ada perubahan. Tetap gelap. Maka ku pastikan Kotak ini sedang eror. Aku pun melanjutkan perjalanan menuju ATM di Kantor Kecamatan. Alhamdulillah, tidak ada masalah. Bahkan letak ATM ini menguntungkan karena dekat dengan Minimarket, Apotik dan Counter. Besar harapanku semua agenda dapat terselesaikan di sekitar lokasi ATM ini.

Kumasuki satu-satu mulai dari minimarket. Kutanyakan materei tidak ada. Pulsa data, tidak punya. Mencari-cari susu bubuk juga tidak ada yang standar sesuai bayangan. Adanya susu terformulasi untuk tulang, atau dibetes. Kutinggalkan minimarket ini sambil melirik ke kanan tempat kios Photo Copy. Eh tutup juga. Dasar hari minggu. Aku menyeberang jalan menuju apotik. Hasinya pun sama saja tak ada susu yang kucari. Geser ke sebelah kanan di counter ku tanyakan yang ku maksud, pulsa paket data. Namun penjaga menanyakan operator apa. Ku jawab operator X, dia jawab tak ada. Ya sudah, masih ada harapan dua tempat.

Ku sambung perjalanan di kota kecamatan ini menuju kios mBak Tina, tempat langganan istri saat menunggu ketika menjemput si Bungsu yang sekolah di SLTP. Kutanyakan materei ada, photo copy berkas pun bisa meski hasilnya tak sebagus harapan. Sayangnya untuk pulsa data tetap tidak punya. Masih ada satu sasaran lagi yaitu minimarket di dekat kampung sehingga aku tidak perlu putus asa. Maka, kustater motor meninggalkan kota menuju tempat itu.

Singkatnya aku langsung masuk toko melihat displai susu. Ku lirik dari kiri ke kana, atas ke bawah. Tetap saja tidak ku temukan. Namun, daripada pulanng dengan tangan kosong aku mengambil susu formula untuk tulang. Untungnya ada kemasan versi kecil dengan harapan suatu saat akan menemukan susu yang ku cari. Tinggal menyanyakan pulsa data. Namun, sekali lagi hanya jawaban yang tak ku harapkan yang keluar.

Satu tempat lagi sesuai agenda yang harus ku tuju. Rumah Pak Bayan. Tidak ada satu kilo meter jaeak rumahnya dengan minimarket ini sehingga dlalam empat menit aku sudah sampai di depan rumahnya. Namun, semua jendela tertutup. Begitu juga semua pintu depan. Kuketuk sampai tga kali pun tak ada jawaban. Akhirnya alu pulang dengan membawa seonggok krasa kecewa. Sore harinya setelah kupastikan beliau di rumah aku datang untuk menyerahkan berkas. Kupastikan semua data telah terisi di hadapan beliau. Namun, masih ada syarat yang terlupa tidak tercopy yaitu KTP dan Ijazah. Untungnya beliau menyadari posisi hari imnggu yang serba susah sehingga membolehkanku mengirim lewat wa untuk beliau cetak sendiri.

Jadi di mana helmku? Terakhir kuingat melepasna adalah di ATM pertama. Tapi tidak mungkinkah tertinggal di tokonya mBak Tina? Entahlah. Yang jelas, manusia memiliki keterbatasan ingatan. Sulit untuk memadukan kemampuan berfikir dalam alur liniar dengan alur paralel. Terlihat di sini pentingnya skenario alternatif agar apa yang direncanakan memiliki peluang kegagalan yang minimal. Sikap tetap sabar dan tidak gegabah atau terburu-buru patut juga untuk dipertahankan. Meskipun aku gagal, barangkali ini adalah proses belajar. Belajar sepanjang jalan hayat.(*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Apa yang terjadi belum tentu sesuai harapan...semoga helmnya lekas ketemu.. Barakallah

11 Mar
Balas

Betul Bu Dyahni. Amin.

11 Mar

Perencanaan dan tidak tergesa2...Good inspiration Pak Noto...Barakallah..

11 Mar
Balas

Hehehe terima kasih sudah mampir Bu Rini.

11 Mar



search

New Post