Kondom Jembatan (bag 1)
Keamanan adalah hal penting. Segala hal yang bisa menimbulkan gangguan atau rasa tidak aman harus dihindari. Pada musim penghujan kebocoran adalah faktor yang menimbulkan rasa tidak aman maka segala retak dan lubang pada talang atau tembok harus ditambal. Demikian juga rembesan yang tidak dikehendaki oleh pasangan yang belum siap memiliki si kecil perlu dihalangi dengan pelindung.
Tapi anehnya, ada kondom yang dipasang di jembatan. Yak. Anyaman gedek bambu digelar di jembatan bekas yang menghubungkan jalan alternatif ke kota kecamatan di daerahku. Yah, alih-alih menggelar karpet merah nanti dikira menyaingi Holywood. Toh paling yang lewat di situ saya, isteri dan anak anak sekolah SMP. Makanya meskipun di situ ada karpet merah, menggelarnya bukan di lantai tetapi di pagar kanan- kiri jembatan. Itulah ulah tukang tratak ketika menjemur karpet.
Kondisi kondom gedek yang dipasang sejak Juli tahun lalu sekarang sudah mulai mrithili. Banyak anyaman yang lepas dan patah. Melewati di atasnya perlu kehati-hatian. Disamping harus antre juga pelan - pelan. Kalau tidak, bisa terjatuh karena terpeleset seperti yang aku alami beberapa bulan lalu.
Pemasangan kondom jembatan ini adalah langkah sementara, semoga yang berinisiatif mendapatkan balasan kebajikannya, karena melihat kondisi jembatan sudah rusak penuh lubang. Meskipun dilapisi aspal, lantai dasar yang terbuat dari kayu cepat lapuk. Sejauh pengamatanku paling lama bertahan dua tahun. Hal ini barangkali pemilihan material konstruksi yang tidak standar. Kayu meskipun keras tetap tidak tahan air kecuali kayu kelas satu. Hal itu rasanya jelas tak mungkin terpenuhi. Lapisan aspal memiliki pori bahkan cenderung banyak retakan sehingga air dapat terjebak di dalamnya. Akibatnya kayu yang di bawahnya selalu lembab. Inilah penyebab ketidakawetan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kirain apa tadi... Keren... Salam literasi
Oke Ibu Noer. Barakallah sudah mampir
Aduuuh...koq serem amat kondisi jembatannya. Pak Lurah, Pak Camat apa ndak lewat situ tho Pak Guru? Lhaa...betul itu, biasanya "yang nyalon" rebutan yang kayak ginian sambil tebar pesona. Semoga segera ada renovasi sebelum jatuh korban. Salam sehat, bahagia dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.
Kalau Pak camat biasanya pasti melewati jembatan ini setidaknya saat kegiatan nyekar mengenang pahlawan. Kegiatan sebagai rangkaian peringatan HUT RI.. Namun karena ini tahun politik mungkin tarik ulur. Atau karena kebijakan pembangunan yang sekarang bertumpu di Desa pak Camat suda tidak punya taji. Sayangnya je mbatan ini tidak bisa di klaim milik desa tertentu karena menghubungkan dua desa. Yah semoga ada solusi. Barakallah Bunda sudah menengok jembatan ini.
Kalau begitu, ya...jembatan ini milik kedua desa yang dihubungkan, mestinya. Ayooo..., gotong royong.....gotong royong. Barakallah, Pak Guru.
Salut ada jembatan yang perlu di refresh
Yang nyalon dewan monggo ada bahan.
Pemasangan kondom jembatan ini adalah langkah sementara, semoga yang berinisiatif mendapatkan balasan kebajikannya, karena melihat kondisi jembatan sudah rusak penuh lubang. Ikut prihatin aku pak.. he..he... salam literasi...
Salam literasi juga Bu Noor. Terima kasih sudah singgah di jembatan ini.