Warnoto Fisika

Lulusan UNY tahun 2000 dari Pendidikan Fisika FMIPA, mengajar di SMA N 1 Subah Kab. Batang Jawa Tengah. Minat pada bidang Teknologi, Arsitektur dan Keagamaan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Masjid Soko Sewu

Masjid Soko Sewu

Anda tidak perlu penasaran ingin menyaksikan sendiri keunikan tempat ini. Ini bukan objek wisata. Ini hanyalah sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari kampungku. Makanya setiap hari pasti kulihat.

Ini kali ketiga saya berkesempatan shalat di masjid ini. Tidak begitu kuperhatikan apa nama masjidnya . Aku hanya terfokus pada deretan pilar pilar beton yang berbaris menjulang ke langit - langit. Seolah olah ingin menunjukkan bahwa dia yang paling berjasa menahan kubah beton yang bertengger di atap. Ke mana arah mataku memandang hanya beton angkuh yang saling berdesakan.

Pilar beton di sini layaknya sebuah keluarga. Ada kelompok pilar yang paling besar yang berdiri dalam jarak berjauhan. Ini ibarat induk atau kakaknya. Karena, tidak berselang lama muncul lagi pilar - pilar dengan ukuran lebih kecil. Mereka berdiri di tengah, diantara pilar jenis pertama. Anehnya lagi diantara pilar jenis kedua ada lagi tiang dari besi yang dilapis bata.

Melihat fenomena ini dengan canda tawa saya bersama teman guru menamakan bangunan ini sebagai Masjid Soko Sewu atau Masjid Seribu Tiang. Untungnya landscape lingkungan di tepian pantura ini cukup bagus. Angin tetap bertiup sejuk tak pedulikan halangan seribu tiang.

Deretan pilar - pilar beton ini memang tidak semuanya ada sedari awal pembangunan masjid. Hal ini menunjukkan ketidaksempurnaan rancang bangun manusia. Lebih-lebih yang bukan ahlinya. Memang masjid ini bukan karya arsitek. Ini adalah bangunan yang dilakukan sendiri oleh pengurus sebuah yayasan yang mengelola pondok modern.

Patut disayangkan memang. Dana yang tidak sedikit akhirnya harus terkuras untuk menyelamatkan bangunan agar tidak roboh sia - sia. Sebagaimana saya saksikan pada kesempatan sebelumnya bahwa bagian serambi kiri belakang telah roboh tembok dan pondasinya akibat tanah masih labil. Maka untuk penyelamatan disusulkanlah pilar-pilar tambahan baik dari beton maupun besi kanal. Efeknya adalah hilangnya estetika dan kesan lapang di ruangan masjid yang baru berumur puluhan tahun ini. Secara bercanda dapat dikatakan tidak pernah seseorang berhasil sholat sendirian di sini. Mengapa? Karena pasti ia akan ditemani oleh shof seribu tiang. (*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masyaallah, dahsyat

04 Apr
Balas

Ha ha pinarak shalat Mas.

04 Apr

Hehehe...Kesannya jadi seperti bukan masjid ya, Pak? Itu sebagai salah satu bukti kalau membangun tak boleh mengabaikan perencanaan yang matang.

04 Apr
Balas

Betul Sekali Pak. Lebih lebih bangunan yang butuh perhitungan akurat perlu diserahkan pada ahlinnya. Maturnuwun sudah berkenan mampir

04 Apr

Subhanallah, masjid yg dahsyat. Sukses selalu dan barakallah fiik

04 Apr
Balas

Terima kasih Bunda Ropiah Barakallah.

04 Apr

Wow...Masjid seribu tiang...

04 Apr
Balas

He he, begitulah. Barakallah.

04 Apr



search

New Post