Tidak dimungkiri menulis itu sulit bagi sebagian orang. Masih terbayang bagaimana harus bolak-balik ke rental komputer setelah menghadap dosen pembimbing. Memang demikianlah, terkesan sulit saat menyusun skripsi karena harus mengikuti kaidah yang ketat. Bagaimana dengan menulis artikel populer ?

Menulis artikel populer penting bagi guru karena hasil tulisan dapat diajukan untuk penilaian angka kredit. Angka kredit ini adalah dasar pertimbangan untuk proses kenaikan pangkat. Adapun besarnya angka kredit dari tulisan jenis ini adalah maksimal 2 jika dimuat pada media massa tingkat nasional. Untuk media regional bernilai 1,5.

Artikel menurut definisinya merupakan tulisan lepas berisi opini penulis yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu. Masalah yang diangkat biasanya aktual dan kontroversial. Adapun cara menulisnya dengan gaya yang lugas singkat dan padat. Tujuan menulis artikel adalah untuk memberitahu (informasi), mempengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).

Terkait dengan kata populer, ternyata hal itu merujuk kepada bagaimana tulisan tersebut dapat dibaca orang lain. Hal itu terlihat dari definisinya yaitu bahwa tulisan ilmiah ini dipublikasikan di media massa (koran, majalah, atau Media online yang mempunyai alamat website resmi bukan Blog).

Tulisan ilmiah populer yang berhubungan dengan upaya pengembangan profesi guru merupakan tulisan yang lebih banyak mengandung isi pengetahuan, berupa ide, atau gagasan pengalaman penulis di bidang pendidikan .

Masalah teknis penulisan, artikel popular lebih sederhana. Panjang tulisan sekitar dua halaman A4 dalam spasi 1,5. Dalam hitungan karakter sejumlah empat ribuan. Ukuran ini ternyata sangat ideal dalam keterbacaan di gawai andai dimuat secara online. Kerangka tulisan juga sederhana. Prinsipnya harus mengandung permasalahan, paparan solusi dan simpulan. Secara teknis, tabel, gambar, rumus adalah hal yang tabu jika ditulis apa adanya. Cara terbaik adalah menuliskan secara bertutur.

Menulis artikel dengan pembatasan memang gampang-gampang susah. Dianggap gampang karena tidak perlu pemaparan yang bertele-tele, bahasa cukup singkat walau mungkin terasa garing. Dianggap susah karena artikel harus ditulis padat sehingga tidak cocok untuk membahas cakupan yang luas. Saya sendiri kesulitan ketika mengedit tulisan untuk memenuhi persyaratan jumlah karakter. Awalnya tulisan saya berjumlah empat halaman atau delapan ribu karakter. Saya harus membuang separuhnya. Jelas ini tidak mungkin. Sudah saya coba dan gagal. Akhirnya bahasan saya persempit. Saya hanya mengulas satu aspek dari sebelumnya yang tiga aspek. (*)

Sebagian disarikan dari Materi Penulisan Artikel di Media Massa oleh Arif Riyanto (Jawa Post Radar Semarang )